Pasar forex rentan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi volatilitasnya, dan banyak trader mencari cara menyusun strategi untuk memanfaatkan pasangan mata uang yang paling fluktuatif.
Pokok pembahasan utama mata uang paling volatil dan cara memperdagangkannya:
Volatilitas mata uang, sering diukur dengan menghitung standar deviasi atau berbagai pergerakan harga mata uang, memberi para pelaku pasar gambaran tentang seberapa banyak mata uang dapat yang rata-rata saling bergerak selama periode waktu tertentu. Para trader juga dapat mengukur volatilitas dengan melihat kisaran rata-rata sebenarnya dari pasangan mata uang atau dengan melihat persentase titik kisarannya.
Semakin tinggi tingkat volatilitas mata uang, semakin tinggi tingkat risikonya, begitu juga sebaliknya. Volatilitas dan risiko biasanya digunakan sebagai istilah yang dapat dipertukarkan. Pasangan mata uang yang berbeda rata-rata memiliki tingkat volatilitas yang berbeda.
Beberapa trader menikmati potensi imbalan yang lebih tinggi yang muncul dengan perdagangan pasangan mata uang yang mudah berubah. Meskipun, potensi profit yang meningkat ini juga memiliki risiko yang lebih besar, jadi para trader harus mempertimbangkan untuk mengurangi ukuran posisi mereka saat memperdagangkan pasangan mata uang yang sangat fluktuatif.
Pasangan mata uang utama yang paling fluktuatif adalah:
Pasangan mata uang utama lainnya, seperti EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD dan USD/CHF, umumnya lebih likuid namun kurang stabil. Sering didapati bahwa pasangan mata uang pasar berkembang, seperti USD/ZAR, USD/TRY dan USD/MXN, dapat mencatat beberapa hasil volatilitas tertinggi.
Mata Uang Utama - AUD/JPY, NZD/JPY, AUD/USD, CAD/JPY, GBP/AUD
Pasar Berkembang - USD/ZAR, USD/TRY, USD/MXN
Selain likuiditas yang relatif rendah, mata uang pasar negara berkembang cenderung sangat fluktuatif khususnya karena risiko bawaan yang menopang ekonomi pasar negara berkembang. Bagan di bawah ini memberikan contoh bagaimana volatilitas mata uang pasar berkembang, yang menunjukkan USD/ZAR (Dolar AS/Rand Afrika Selatan) melonjak hampir 25% hanya dalam waktu satu bulan. Ada beberapa contoh lain dari pasangan mata uang pasar berkembang yang secara drastis bergerak mengayun sepanjang sejarah.
Pasangan mata uang yang paling tidak volatil cenderung menjadi pasangan mata uang utama yang juga paling likuid. Juga, ekonomi negara ini cenderung lebih besar dan lebih berkembang. Ini menarik lebih banyak volume perdagangan dan memfasilitasi stabilitas harga yang lebih besar. Pada akhirnya, mengingat perdagangan EUR/USD, USD/CHF dan EUR/GBP dengan volume likuiditas yang tinggi, tidak mengherankan bahwa mereka termasuk di antara pasangan mata uang dengan tingkat volatilitas yang sedikit.
Diilustrasikan di bawah, indikator Average True Tange (ATR) pada USD/CHF berkisar antara 45-pips dan 65-pips, Average True Range yang rendah dibandingkan dengan pasangan lainnya. Rentang rata-rata sebenarnya dari suatu mata uang merupakan salah satu dari banyak cara untuk mengukur volatilitas pasangan mata uang. Lebar Bollinger Band adalah indikator teknis populer lainnya yang digunakan untuk mengukur volatilitas.
Korelasi antara dua mata uang juga dapat berdampak pada volatilitasnya. Semakin positif dua mata uang saling berkolerasi dapat menyebabkan volatilitas yang lebih sedikit. Contoh USD/CHF pada grafik di atas, umum diketahui bahwa Dolar AS dan Franc Swiss merupakan mata uang yang memiliki predikat sebagai mata uang safe-haven.
Dolar AS dan Franc Swiss cenderung menguat terhadap mata uang utama lainnya yang terkait sentimen ketika pasar mengalami episode penghindaran risiko atau risk aversion, tetapi kedua mata uang tersebut mungkin tidak terlalu menyimpang satu sama lain. Ini berkontribusi terhadap pembacaan volatilitas yang relatif rendah untuk USD/CHF.
Trader forex harus memperhitungkan pembacaan volatilitas saat ini dan potensi perubahan volatilitas saat mentransaksikannya. Pelaku pasar juga harus mempertimbangkan penyesuaian ukuran posisi mereka terkait seberapa volatilitas satu pasangan mata uang. Mentransaksikan pasangan mata uang yang volatil perlu mempertimbangkan dalam pengurangan ukuran posisi.
Kesadaran akan volatilitas juga dapat membantu trader menentukan level yang tepat untuk stop loss dan take profit limit order. Selain itu, penting untuk memahami karakteristik utama yang memisahkan mata uang yang paling volatil dari mata uang dengan tingkat yang volatilitas rendah. Trader juga harus tahu bagaimana mengukur volatilitas dan memiliki kesadaran akan peristiwa yang mungkin membuat perubahan besar dalam volatilitas.
Ada beberapa cara untuk mengukur volatilitas
Untuk menentukan ukuran posisi yang benar, trader harus memiliki ekspektasi seberapa volatilitas suatu mata uang. Berbagai indikator dapat digunakan untuk mengukur volatilitas, seperti:
Para trader juga dapat melihat pembacaan volatilitas tersirat, yang mencerminkan tingkat volatilitas yang diharapkan yang berasal dari options.